Kamis, 07 Juli 2011

Rembulan Tenggelam di Wajahmu (tere-liye)

Selama ini saya malah belum pernah mereview novel atau buku lainnya. Novel ini, Rembulan Tenggelam di Wajahmu karangan tere-liye saya pinjam dari seorang sahabat ^.^
Saya bawa ke kantor buat mengusir sepi kalo pas di kantor nganggur :p

Ternyata begitu membaca dari halaman pertama, saya langsung ketagihan. Rasanya nggak mau berhenti membaca sebelum selesai.

Ini novelnya, udah pinjeman, dipake bahan buat review juga, hehehe

Cerita dibuka dengan cerita seorang gadis kecil, Rinai yang tinggal di panti asuhan yang merindukan Ayah Ibunya. Saking rindunya, ia sampai menangis, dan membuat langit ikut menangis bersamanya
Buku ini menceritakan kisah hidup tokoh utama selama 60 tahun, yaitu seorang lelaki bernama Rehan, yang kemudian mengubah nama menjadi Ray.
Sepanjang hidupnya Ray atau Rehan mempunyai lima pertanyaan tentang hidup:
1. mengapa ia harus tinggal di panti asuhan yang terkutuk itu?
2. apakah hidup itu adil?
3. mengapa istrinya harus mati terlebih dulu?
4. mengapa semua tetap terasa hampa setelah ia memiliki harta yang berkelimpahan?
5. kenapa ia harus mengalami sakit berkepanjangan?

Pada usianya yang ke enam puluh, Ray harus dirawat di rumah sakit karena sakit komplikasi yang parah. Ketika ia tersadar dari koma, ia seolah-olah dibawa oleh seseorang menelusuri masa lalunya, untuk menemukan jawaban atas kelima pertanyaannya itu.

Alur ceritanya flash back. Dari perjalanan Ray menelusuri masa lalunya itu, kita bisa merangkai cerita kehidupan Ray.

Buat saya ceritanya menarik, banyak hal yang bisa diambil.
Karakter Ray yang sedari kecil selalu menyalahkan lingkungannya atas kemalangan dan ketidakberuntungan yang dialaminya...membuatnya tidak pernah bisa mengambil pelajaran dari apa yang terjadi. Bahkan beberapa perbuatannya mengakibatkan kematian orang-orang yang dekat dengannya. Sayangnya Ray terlalu berkeras hati sehingga tidak mau tau tentang hal tersebut.

Dan Rinai, gadis kecil yang muncul di awal cerita, di akhir cerita muncul lagi, dan ternyata Ray lah yang mengakibatkan kedua orangtua Rinai meninggal, meninggalkan Rinai sendirian di dunia ini, tinggal di panti asuhan, tanpa Ayah Bundanya. Kalau begini, siapakah yang berhak menggugat Tuhan atas kemalangan yang diterimanya??

baca novel ini itu serasa disadarkan akan banyak hal, penuh inspirasi dan semangat. Alur ceritanya walaupun flash back tapi nggak bikin bingung pembacanya. Ceritanya mengalir lancar membuat pembaca penasaran ingin segera merampungkannya. Plus lagi, banyak quote bagus yang bisa kita temukan di buku ini seperti :

"Kalian mungkin memiliki masa lalu yang buruk, tapi kalian memiliki kepal tangan untuk mengubahnya…Kepal tangan yang akan menentukan sendiri nasib kalian hari ini, kepal tangan yang akan melukis sendiri masa depan kalian",

diucapkan oleh Bang Ape, pemilik rumah singgah yang sempat menampung Ray untuk beberapa waktu.

Juga yang ini,

“..kita bisa menukar banyak hal menyakitkan yang dilakukan orang lain dengan sesuatu yang lebih hakiki, lebih abadi….Rasa sakit yang timbul karena perbuatan aniaya dan menyakitkan itu sementara….Pemahaman dan penerimaan tulus dari kejadian yang menyakitkan itu lah yang abadi…”

Sangat recommended buat dibaca d^.^b

1 komentar:

Meutia Halida Khairani mengatakan...

saya udah baca juga.. keren bgt dah tere liye dalam menuliskannya