Jumat, 22 Juli 2011

Another Kind of Fear

Hmmm... saya belum pernah merasakan menikah. Belum tau rasanya menjadi istri dan menjadi ibu seperti apa.
Tapi teman-teman saya sudah banyak yang menikah, ada yang sedang berencana menuju ke sana...
Saya mencoba memahami, bagaimana kehidupan setelah menikah. Pastinya akan banyak perubahan.
Dan kemarin saya sempat merasakan, kehilangan sahabat yang menikah mendahului saya. Seperti berada di dunia yang berbeda. That's true... Biasanya bisa kemana2 bareng, jalan-jalan bareng, maen-maen bareng...

Semuanya ga bisa seperti dulu waktu masih single ladies :p Kalau sudah menikah pasti lebih banyak yang dipikirkan. Lebih banyak pertimbangan dalam berbuat. Lebih banyak membutuhkan privasi, ruang untuk keluarganya sendiri.

Siapakah saya? Beraninya saya menuntut banyak dari dia. Menuntut banyak cerita... Menuntut banyak waktu... Saya benar2 menyadari itu, That's why nothing i can do, kecuali ikhlas. Hah...bahkan siapa saya beraninya tidak mengikhlaskan dia menikah dengan pria pilihan hatinya???

I think it's some kind of fear... Ketika sahabat-sahabat saya satu persatu melepas masa lajang, dan mereka berkutat dengan keluarga mereka sendiri, then i'll be alone :(

Sepatah kalimat dari pacar saya yang menguatkan saya: "Kalau kamu udah ngerasain sekarang kaya gitu, besok kalo kita nikah *amin* ya jangan sampai membuat sahabat-sahabatmu merasakan itu..."

:)

Phuket Berujung Flu ~_~

Saking senengnya sama ni masakan Thailand, beberapa malam yang lalu saya ke Phuket lagi sama pacar saya. Kali ini kami nyobain outlet Phuket yang baru di Jalan Demangan Baru no. 4.
Karena kantong kami berdua sudah sama-sama kempes, kami nggak pesen banyak-banyak. Dan dengan terpaksa melewatkan Tom Yam :( Rasanya jadi kurang afdol, maem Thai Food tapi ga ngerasain Tom Yam :p

Kami pesan Ayam Bakar Phuket, Tumis Tauge Ikan Asin dan Roti Naan.
Tentang Ayam bakar ini ternyata pacar saya suka sekali dengan bumbu manisnya yang meresap sampai ke dalam daging-dagingnya. Selain itu saos Barbeque nya juga terasa manis plus pedas, cucok deh pokoknya.


Lalu Tauge ikan asin itu sebenarnya saya udah nyidam dari kemaren-kemaren. Pengen ke Chinese Food, nostalgia jaman susah maem di Pangkalan Kerinci adanya cuman chinese food. Untungnya di Phuket juga ada Tauge Ikan Asin, tanpa pikir panjang saya pesan itu, walau pacar saya sebenarnya nggak begitu suka dengan ikan asin aka teri.

Ternyata di sini ikan asinnya nggak pake teri, tapi beneran pake ikan asin yang disuwir kecil-kecil. Ngga tau namanya ikan apa.

Dan Roti Naan... spontan begitu saja saya pesan karena penasaran dengan roti khas Thailand ini. Penampakannya agak beda dengan gambar yang ditampilkan di menu. Naan yang disuguhkan ini tampak lebih kuning sementara di gambarnya cenderung lebih putih. Naan ini disajikan dengan semacam -menurut saya- kinca atau juruh, gula merah yang dicairkan itu lho...

ternyata Naan itu tipis sekali :p agak kriuk2 gitu... Tadinya aku udah mikir mo minta bungkus aja kalo ga habis dimakan disana, eeh ternyata dikit-dikit dicemil lama2 habis... karena tipisnya itu, jadi ga berasa kenyang.

Nahh...karena malam itu terasa sumuk sekali, saya pesan es teh dengan harapan bisa sedikit menyegarkan tenggorokan. Ternyata hal itu berakibat fatal pada kesehatan saya ~_~
Pulang ke kost badan udah berasa pegel2, dan hidung buntet :(
Paginya pusing melanda...
Akhirnya sampai tulisan ini dipubilaksikan, hidung udah ga buntet, tapi ganti meler2.. :p tp pegel2 nya udah ilang :p

Hahahaa...moga ndang mari ahh... Bosen ni ngelap umbel terus :p

Selasa, 12 Juli 2011

Kehilangan

Semuanya milik Allah, yang kita miliki ini hanya sementara. Jika Allah berkehendak, semudah Ia membalik telapak tanganNya, akan terjadi.

Belum ada dua bulan, saya kehilangan dua orang sahabat, rekan se almamater, Fakultas Biologi UGM.

Yang pertama Agustinus Saptono, angkatan 2006, berarti adik angkatan saya, sekitar satu setengah bulan yang lalu.

Yang kedua Mochammad Ismail, angkatan 2004, kakak angkatan saya. Baru tadi siang...

Sungguh saya sangat merasa kehilangan mereka berdua. Nggak cuma saya, pasti rekan2 yang lain yang mengenal mereka juga merasakan hal yang sama.
Buat saya keduanya seperti sangat mirip, tawa mereka, canda mereka yang selalu menyegarkan suasana...

Dengan Sapto saya memang tidak terlalu dekat, tapi kami sesama anak KMK, sering mengadakan kegiatan bersama, sering bertegur sapa di kampus, rapat di matoa, membuat saya sedikit banyak mengenalnya.

Mas Mail, pernah jadi asisten mata kuliah fikologi. Waktu itu masih ingat banget kita tim fikologi pergi ke pantai Drini untuk sampling alga :) Koordinatornya waktu itu Mas Mail. Kemudian dalam rangka skripsinya, saya juga pernah ikut Mas Mail sampling plankton di Waduk Sempor, Gombong... Sungguh, waktu-waktu itu terasa baru kemarin...


Kepergian mereka berdua membuat saya speechless. Dua-duanya orang yang menginspirasi. Bahkan saya berani bilang mereka termasuk putra terbaik bangsa. Dan Allah memanggil mereka begitu cepat.
Selamat jalan kawan...
Semoga Allah mengampuni dosa mereka, menerima segala amal ibadah mereka di dunia ini dan menempatkan mereka di tempat terbaik di surga. Semoga Allah berkenan memberi ketabahan bagi mereka yang ditinggalkan.
Amin.

Kamis, 07 Juli 2011

Rembulan Tenggelam di Wajahmu (tere-liye)

Selama ini saya malah belum pernah mereview novel atau buku lainnya. Novel ini, Rembulan Tenggelam di Wajahmu karangan tere-liye saya pinjam dari seorang sahabat ^.^
Saya bawa ke kantor buat mengusir sepi kalo pas di kantor nganggur :p

Ternyata begitu membaca dari halaman pertama, saya langsung ketagihan. Rasanya nggak mau berhenti membaca sebelum selesai.

Ini novelnya, udah pinjeman, dipake bahan buat review juga, hehehe

Cerita dibuka dengan cerita seorang gadis kecil, Rinai yang tinggal di panti asuhan yang merindukan Ayah Ibunya. Saking rindunya, ia sampai menangis, dan membuat langit ikut menangis bersamanya
Buku ini menceritakan kisah hidup tokoh utama selama 60 tahun, yaitu seorang lelaki bernama Rehan, yang kemudian mengubah nama menjadi Ray.
Sepanjang hidupnya Ray atau Rehan mempunyai lima pertanyaan tentang hidup:
1. mengapa ia harus tinggal di panti asuhan yang terkutuk itu?
2. apakah hidup itu adil?
3. mengapa istrinya harus mati terlebih dulu?
4. mengapa semua tetap terasa hampa setelah ia memiliki harta yang berkelimpahan?
5. kenapa ia harus mengalami sakit berkepanjangan?

Pada usianya yang ke enam puluh, Ray harus dirawat di rumah sakit karena sakit komplikasi yang parah. Ketika ia tersadar dari koma, ia seolah-olah dibawa oleh seseorang menelusuri masa lalunya, untuk menemukan jawaban atas kelima pertanyaannya itu.

Alur ceritanya flash back. Dari perjalanan Ray menelusuri masa lalunya itu, kita bisa merangkai cerita kehidupan Ray.

Buat saya ceritanya menarik, banyak hal yang bisa diambil.
Karakter Ray yang sedari kecil selalu menyalahkan lingkungannya atas kemalangan dan ketidakberuntungan yang dialaminya...membuatnya tidak pernah bisa mengambil pelajaran dari apa yang terjadi. Bahkan beberapa perbuatannya mengakibatkan kematian orang-orang yang dekat dengannya. Sayangnya Ray terlalu berkeras hati sehingga tidak mau tau tentang hal tersebut.

Dan Rinai, gadis kecil yang muncul di awal cerita, di akhir cerita muncul lagi, dan ternyata Ray lah yang mengakibatkan kedua orangtua Rinai meninggal, meninggalkan Rinai sendirian di dunia ini, tinggal di panti asuhan, tanpa Ayah Bundanya. Kalau begini, siapakah yang berhak menggugat Tuhan atas kemalangan yang diterimanya??

baca novel ini itu serasa disadarkan akan banyak hal, penuh inspirasi dan semangat. Alur ceritanya walaupun flash back tapi nggak bikin bingung pembacanya. Ceritanya mengalir lancar membuat pembaca penasaran ingin segera merampungkannya. Plus lagi, banyak quote bagus yang bisa kita temukan di buku ini seperti :

"Kalian mungkin memiliki masa lalu yang buruk, tapi kalian memiliki kepal tangan untuk mengubahnya…Kepal tangan yang akan menentukan sendiri nasib kalian hari ini, kepal tangan yang akan melukis sendiri masa depan kalian",

diucapkan oleh Bang Ape, pemilik rumah singgah yang sempat menampung Ray untuk beberapa waktu.

Juga yang ini,

“..kita bisa menukar banyak hal menyakitkan yang dilakukan orang lain dengan sesuatu yang lebih hakiki, lebih abadi….Rasa sakit yang timbul karena perbuatan aniaya dan menyakitkan itu sementara….Pemahaman dan penerimaan tulus dari kejadian yang menyakitkan itu lah yang abadi…”

Sangat recommended buat dibaca d^.^b

Majo Saiban, Kisah Para Lay Judges

Ini adalah dorama Toma kun kedua yang saya review. Mungkin tidak sepopuler Hana Kimi, tapi menurut saya dorama ini juga patut ditonton. Selain menyajikan kegantengan Ikuta Toma, ceritanya juga enggak pasaran.


Genre: Suspense, Legal --> karena ceritanya seputar di pengadilan gitu kali ya??
Rating : 4 of 5
Judulnya Majo Saiban atau The Witch Trial

Walaupun ada labelnya "witch", dorama ini sama sekali nggak berhubungan dengan cerita penyihir-penyihiran. "Witch" hanyalah sebutan bagi Kashiwagi Kyoko, tersangka kasus pembunuhan terhadap suaminya. kashiwagi Kyoko dijuluki 'witch' atau Majo karena sedari kecil, dia selalu dituduh mengakibatkan kematian orang-orang yang dekat dengannya. Termasuk dalam kasus yang terakhir ini, Kyoko dituduh membunuh suaminya dengan tudingan untuk memperoleh harta warisan yang tidak sedikit.

Yoshioka Toru (IKUTA TOMA) dan tujuh orang lainnya terpilih sebagai lay judge, atau juri di persidangan dalam kasus pembunuhan yang melibatkan Kashiwagi Kyoko. Jadi nih, kalo di cerita ini, keputusan tersangka itu bersalah atau tidak ditentukan dengan voting oleh para hakim dan para lay judges itu. *aneeh*

Ini para lay judges tersebut...


Sedari awal persidangan, para lay judges ini berpendapat bahwa defendant Kashiwagi Kyoko memang bersalah (guilty) membunuh suaminya sendiri. Nah dari sinilah cerita bermula... Ternyata ada suatu organisasi yang berusaha mengendalikan keputusan para lay judges -sepertinya dipekerjakan oleh the witch- dengan cara memeras mereka. Dengan demikian pada persidangan kedua, keputusan beberapa lay judges sudah berubah, menyatakan 'not guilty'.

Toru termasuk salah satu lay judges yang mendapat ancaman itu, dan dia segera menyadari bahwa ada sesuatu yang mengendalikan para lay judges. Toru yang meyakini bahwa 'the witch' memang bersalah mengupayakan berbagai cara agar para lay judges dapat memilih dengan jernih, tanpa terpengaruh apapun, termasuk dengan pemerasan yang dilakukan organisasi gelap itu.

Sialnya, pacar Toru, Motomiya Kaori (Higa Manami), seorang reporter televisi justru mendapat kesempatan wawancara ekslusif dengan 'the witch', Kashiwagi Kyoko. Dari hasil wawancara itu, Kaori seolah menjadi simpatik dengan Kyoko dan berita yang ia tulis cenderung membela Kyoko. Bahkan ia jadi cenderung menghindari Toru yang terang-terangan menunjukkan gelagat bahwa Kyoko bersalah.

Toru berusaha menggandeng Watabe Izumi (Kato Ai), lay judge lainnya, seorang ibu rumah tangga untuk mengungkap kebenaran di balik kasus ini. Namun kedekatannya dengan Izumi justru membuat Kaori cemburu dan melakukan hal yang .... rrrrgh, menyebalkan pokoknya >.<

Motomiya Kaori, pacarnya Toru... entah kenapa saya nggak suka sama pemerannya :p

Bahkan di tengah cerita, organisasi yang mengendalikan keputusan para lay jugdes itu berubah lagi. Kali ini dia menyuruh para lay judges memilih guilty, karena dia sudah disewa oleh adik dari korban, yang menginginkan Kyoko dipenjara sehingga dia bisa memperoleh warisannya.

Huufffttt.... benar2 tidak bisa diduga, bahkan sampai episode terakhir, baru kita bisa tau yang sebenarnya. Apakah the witch itu bersalah? atau tidak bersalah??
Ending yang benar-benar nggak bisa ditebak plus membuat kita jengkel setengah mati :D

Begitulah, saya menyukai dorama ini dari segi cerita dan endingnya yang tidak bisa ditebak. Lalu, ada satu quote yang sering sekali diucapkan oleh Toru: THINK TWICE, maksudnya sebelum bertindak, harus berpikir dua kali dulu agar tidak menyesal. Sepertinya quote ini patut kita terapkan juga :D
Tapi Toma kun disini rambutnya keliatan acak2an banget, nggak begitu suka model rambutnya....
Saya lebih suka dia yang berpotongan rapi seperti waktu jadii Serizawa Naoto di Maou :)

Ini screen shoot dari episode 1 dan episode terakhir


Kalau mau download dari Indowebster bisa dari sini
Sekali lagi kalau malas download, silakan minta saja sama saya, hehehe....

Senin, 04 Juli 2011

Thai Food d^0^b kenapa nggak dari dulu??!!!

Hari Jumat kemaren saya lunch bareng tiga teman sekantor :)) Cewek2 gituh,...sementara karyawan pria pada jumatan, kita ni cewek2 malah pergi keluar, hehehe... Kita maem di Phuket, Kedai Makan khas Thailand.

Kalau nama Phuket ya saya udah sering banget denger, udah tau juga dari dulu... Cuma yaaa....dulu, masih mahasiswa, kalo nggak gratisan, mana berani masuk ke resto yang dari namanya aja udah keliatan harganya :p

Setau saya, Phuket udah ada beberapa cabang di Yogyakarta. Yang kemarin kita kunjungi, deket sama kantor saya ada di Jalan HOS Cokroaminoto, pas setelah pom bensin dan sebelum rel kereta api. Selain disitu, yang saya tau ada juga di sebelum flyover lempuyangan kalo dari arah utara.

Siang itu kita pesen tom yam seafood, ayam goreng wijen, ayam bakar saus BBQ ala Phuket dan Salad mangga muda :) Pertama kali dengar sih ya aneh, tp setelah nyobain, segeeer!!! nggak begitu kecut, malah ada manisnya juga. ada taburan ikan teri nya juga, aneh kan... :|

ini nih salad mangga muda yang selanjutnya langsung jadi favorit saya :)


Kemudian menu wajib kalo maem Thai ya itu TOM YAM. Namanya tom yam, saya belum pernah nyobain sebelumnya. Alasannya sepele, takut nek harganya mahaaal :p *dasar mahasiswa* Setelah nyobain, ternyata....cocok banget sama lidah saya. Rasanya kan rempah banget tuh, asem manis campur2 gitu... Habis maem tom yam yang bumbunya kerasa banget, trus dilanjut maem salad mangga muda, rasanya jadi ada yang menetralisir :)

Pokoknya siang itu saya puas banget bisa maem Thai Food. Secara, baru pertama kali, dan saya langsung jatuh hati.

Hahaaa...ternyata maem siang itu belum memuaskan saya, karena Malamnya saya kesana lagi bareng pacar :D sekalian mau pamer tempat makan enak baru...
-__-

Ini tom yam ayam yang kita pesen :)

Masih tetep pesan salad mangga muda, tapi kali ini saya pesan tom yam ayam, karena pacar saya nggak suka udang :| trus buat sayurnya saya pesan cah kangkung terasi. Soalnya saya inget di Pekanbaru pernah makan kangkung terasi (kalo disana istilahnya kangkung belacan) dan itu enaaak bgt :p


Untuk minumnya, pacar saya nyobain Thai Traditional tea...yang ternyata, cuma teh tarik, hahahaa....

Udah ni makan2nya, then urusan keuangan :p yaaa...harganya seperti yang sudah saya perkirakan dari dulu. Nggak ada yang di bawah 10rb :p kecuali minuman tentunya.... Kalau makan hanya sendiri atau berdua, bakal terasa mahalnya, karena porsi makanan disana tu lumayan banyak, bisa untuk 2-3 orang.
lebih enak kalo kesana ngajak temen2, berbanyak gitu jadi kalo patungan, jatuhnya lebih murah.

Waktu siang hari itu kami berempat, dengan menu yang saya sebut di atas, plus nasi putih dan minum teh panas, habis sekitar 84rb.
Lalu malamnya, dengan menu seperti yang sudah saya ceritakan tadi, plus 3 porsi nasi, teh panas dan teh tradisional tadi habis sekitar 60rb.

Hehehehee...begitulah, pertama kali nyobain saya langsung jatuh hati, cocok dengan rasanya. Kayanya saya bakalan sering maem disana.....dengan catatan keuangan juga mendukung, hwkwkwk.....